"Jangan pernah takut, orang yang tulus itu ada. Mereka mungkin tak datang setiap hari, tapi mereka nyata—orang yang menerima kita apa adanya, yang memilih tetap tinggal meski melihat sisi terburuk kita. Mereka ada untuk mendengarkan, bukan untuk menghakimi; untuk membersamai, bukan sekadar singgah.
Dan jika kau ragu, lihatlah dirimu sendiri. Bukankah dirimu adalah bukti bahwa ketulusan itu masih ada? Dalam segala ketidaksempurnaanmu, kau tetap mampu mencintai dengan tulus, tanpa syarat. Jika kau bisa, maka percayalah, di luar sana ada hati lain yang mampu melakukan hal yang sama untukmu."
Dan jika kau ragu, lihatlah dirimu sendiri. Bukankah dirimu adalah bukti bahwa ketulusan itu masih ada? Dalam segala ketidaksempurnaanmu, kau tetap mampu mencintai dengan tulus, tanpa syarat. Jika kau bisa, maka percayalah, di luar sana ada hati lain yang mampu melakukan hal yang sama untukmu."
"Jangan pernah takut, orang yang tulus itu ada. Mereka mungkin tak datang setiap hari, tapi mereka nyata—orang yang menerima kita apa adanya, yang memilih tetap tinggal meski melihat sisi terburuk kita. Mereka ada untuk mendengarkan, bukan untuk menghakimi; untuk membersamai, bukan sekadar singgah.
Dan jika kau ragu, lihatlah dirimu sendiri. Bukankah dirimu adalah bukti bahwa ketulusan itu masih ada? Dalam segala ketidaksempurnaanmu, kau tetap mampu mencintai dengan tulus, tanpa syarat. Jika kau bisa, maka percayalah, di luar sana ada hati lain yang mampu melakukan hal yang sama untukmu."



